[Update] – Lebih dari 9.000 Warga Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Ili Lewotolok
07 Des 2020 04:00 WIB
Foto : Gunung api Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara mengalami erupsi pada Minggu (29/11), pukul 09.45 waktu setempat. (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG))
JAKARTA – Warga lereng Gunung Ili Lewotolok yang mengungsi mencapai lebih dari 9.000 warga. Mereka tersebar di pos pengungsian maupun rumah-rumah warga. Hingga Sabtu (5/12), pukul 22.00 waktu setempat, warga yang tercatat mengungsi berjumlah 9.028 jiwa.
Mereka yang mengungsi di fasilitas publik tersebar di 11 titik, yaitu kantor bupati lama 1.383 jiwa, aula Kelurahan Lewoleba Tengah 279, los pasar Lamahora 190, aula Kopdit Ankara 169, SMPN 1 Nubatukan 120, aula Selandoro 78, Aula Kantor Camat 70, aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, aula GMIT Maranatha 64, aula BKD PSDM 63 dan aula Kelurahan Lewoleba Barat 15.
Sedangkan di rumah keluarga, sebanyak 20 desa menjadi tujuan untuk pengungsian. Berikut data jumlah desa atau kelurahan dan sebaran jumlah jiwa dari warga yang mengungsi.
1. Kel. Lewoleba Tengah : 832 jiwa
2. Kel. Lewoleba : 513 jiwa
3. Kel. Selandoro : 2.192 jiwa
4. Kel. Lewoleba timur : 1.042 jiwa
5. Kel. Lewoleba utara : 105 jiwa
6. Kel. Lewoleba : 347 jiwa
7. Kel. Lewoleba selatan : 876 jiwa
8. Desa Lamatuka (ongah) : 29 jiwa
9. Desa Waiengah : 19 jiwa
10. Desa Baopanah : 9 jiwa
11. Desa Merdeka : 6 jiwa
12. Desa Hadekawa : 19 jiwa
13. Desa Tapolango : 292 jiwa
14. Desa Dikesare : 4 jiwa
15. Desa Wailolong : 10 jiwa
16. Desa Balauring : 19 jiwa
17. Desa Dolulolong : 6 jiwa
18. Desa Hingalamamemi : 2 jiwa
19. Desa Lewubatang : 6 jiwa
20. Desa Babokerong : 198 jiwa
Langkah-langkah penanganan darurat dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dibantu dengan berbagai unsur. Sejak awal, mereka membantu untuk melakukan evakuas warga yang berada di kawasan bahaya menuju ke tempat pengungsian di Kecamatan Lewoleba dan Hadakewa.
Kemudian, pemerintah daerah (pemda) memisahkan kelompok rentan yang mengungsi di los Pasar Lamahora menuju SMP Santa Theresia. Selain sekolah ini, pemda juga menyediakan 15 gedung sekolah untuk dijadikan pos pengungsian untuk kelompok rentan. Pemda juga akan menambahkan maupun membangun MCK di pos-pos pengungsian.
Mereka yang mengungsi melalui tahapan skrining, seperti cek suhu dan rapid test antigen. Tenaga medis pun telah disiagakan untuk memastikan kondisi kesehatan para warga yang mengungsi.
Merespon pengungsian yang terjadi akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok, Bupati Lembata telah menetapkan surat keputusan mengenai status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ili Lewotolok. Keputusan tersebut ditetapkan melalui SK Bupati Lembata nomor 610 Tahun 2020 tanggal 30 November 2020 tentang Status Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Ile Lewotolok selama 14 hari, dari tanggal 29 November s.d 12 Desember 2020.
Kondis status vulkanik Gunung Ili Lewotolok masih berada pada level III atau ‘Siaga.’
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi bahwa masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah gunung dan di seluruh area dalam radius 4 km dari puncak/pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB